Festival Film Anak 2008 di Medan Diharapkan Menjadi Agenda Nasional
08/04/2008 15:43:52
Sineas Aceh patut berbangga, pasalnya Film dokumenter berjudul ”Menelusuri Jejak Anak Rimba” akhirnya di nobatkan sebagai pemenang pertama dalam Festival Film Anak (FFA) 2008 yang diselenggarakan di Garuda Plaza Hotel Medan, Selasa malam (29/7). Film yang diproduksi oleh anak-anak Jhanto Aceh Besar berkisah soal prilaku menyimpang generasi bangsa akibat himpitan ekomoni itu ternyata mampu men”curi” hati dewan juri dan menggeser posisi beragam karya anak lainnya dari luar Medan bahkan luar Pulau Sumatera Utara.
Menurut pemakarsa FFA yang juga saat ini sebagai Producer
Sineas Film Dokumentary (SFD) Medan Onny Kresnawan, kemenangan sineas Aceh
patut diacungkan jempol dan sekaligus harus menjadi pemicu bagi sineas Medan
untuk berbuat lebih baik di kemudian hari.
Festival Film Anak (FFA) 2008 dipercaya akan membawa nafas baru
menandai bangkitnya generasi muda kreatif yang akan mendorong kemajuan di dunia
perfilman di Indonesia khususnya Sumatera Utara.
”Festival ini luar biasa. Anak-anak kita ternyata luar biasa.
Karena ini adalah pertama kali di Indonesia dan patut di dukung semua pihak.
Kita akan meminta kepada enam stasiun televisi di Sumatera Utara agar
menayangkan film-film karya anak-anak Sumatera Utara ” kata Kepala Dinas
Infokom Sumatera Utara, Edy Sofyan di sela-sela acara malam penganugrahan.
Edi menandaskan, FFA 2008 yang diorganisir oleh Pusat Kajian
dan Perlindungan Anak (PKPA) ini harus diperjuangkan semua pihak agar dapat
menjadi icon nasional yang dapat berlangsung secara rutin setiap tahunnya. Hal
itu, katanya, tampak dari sebagian peserta FFA 2008 tidak saja berasal dari
Sumatera Utara, tapi juga dikuti oleh peserta yang berasal dari Aceh (2 film),
Bekasi (3 film), Malang (1 film) dan Semarang.
Diharapkan Edi, agar ajang festival yang memiliki nafas baru
di dunia sinemathograpy di Sumatera Utara ini dan telah menunjukkan karya-karya
luar biasa anak-anak untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual ke lembaga yang
berkompeten.
Hal senada disampaikan ketua Dewan Juri FFA 2008 Anthony
Ricardo Hutapea. Antony didampingi 4 juri lainnya Dr. Daniel (pengamat film/
Sekretaris SENAKKI Sumut), Bambang Soed (Anggota KPID Sumut) yakni Fakhnita
(psikolog remaja/ aktivis LSM) dan Defi Damayanti (Psikolog anak) menyebutkan,
meskipun masih memiliki sedikit kelemahan, namun film anak-anak dapat menjadi
dorongan bagi insan perfilman nasional khususnya di Sumut untuk bangkit
memproduksi film-film yang bagus.
”Di masa mendatang, dengan adanya ajang festival seperti ini,
film kita akan menjadi film-film yang baik dan berkualitas. Baik dalam maksud
perencanaannya, baik dalam pengambilan gambar, penyutradaraan dan baik dalam
pengeditannya,” terang Eksekutif Produser Anthony Pictures Production yang
sedang mempromosikan film layar lebarnya yang berjudul ”Song of Ghost” itu.
Ulfa, Sekretaris Panitia kepada wartawan menjelaskan, FFA 2008
dilaksanakan dalam rangka memperingat Hari Anak Nasional (HAN) oleh Panitia
bersama yang terdiri dari 16 lembaga independen, movie maker dan lembaga
sponsor yakni PKPA, Sineas Film Documentary (SFD), Medan Short Movie (MSM),
Kensington Intitute (KI), Independent Movie Maker Community (IMMC), Komunitas
Film (KOFI) 52 Medan, Radio Prambors, Radio GO FM, Radio Suara Medan, Pusat
Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan Jender (PIKIR), HANs Advertising,
Open Design House, Restu Printing, Coca-Cola, Bank Mandiri dan Garuda Plaza
Hotel (GPH).
Ulfa yang juga pengurus di MSM itu mengimbuhkan, FFA 2008
merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 10 Juni 2008, yang
terdiri dari kegiatan roadshow ke media massa cetak dan elektronik, Workshop
Pembuatan Film Fiksi dan Dokumenter yang bertempat sekolah cinematografi, model
dan tari Kensington Institute (KI) dan Penjurian yang berlangsung di PKPA dan
Malam Penganugerahan yang berlangsung di Convention Hall GPH Medan.
”Dari 46 peserta yang mengikuti workshop, sebanyak lebih dari
20 tim yang melaksanakan produksi, 17 film di antaranya masuk ke meja panitia
dan mengikuti proses penjurian, sementara 3 tim di antaranya belum rampung
hingga proses penjurian berlangsung, yakni peserta Asal SMA Karya Agung Medan,
SMP Dharma Parta Pangkalan Susu (dokumenter) dan satu peserta dari Semarang,
Jawa Tengah,” cetusnya.
Malam penganugerahan FFA 2008 mengenugerahkan dua katagori
film terbaik, yaitu film fiksi dan film dokumenter, serta lima katagori insan
pefilman yang terdiri dari Sutradara, Editor, Cameraman untuk film dokumenter
ditambah dua katagori untuk film fiksi yakni Aktor dan Aktris terbaik.
Untuk katagori Film Fiksi, film yang berjudul ”Andai Kutahu”
produksi SANI Pictures – Bekasi terpilih menjadi Juara I, disusul ”Haruskah
Kujatuh” produksi SMA Pancabudi - Medan sebagai Juara II, ”Terima Kasih Papan
Caturku” produksi SMP Dharma Patra Pangkalan Susu – Langkat sebagai Juara III
dan ”Nggak Lagi-lagi Deh” sebagai Film Favorit.
Sedangkan untuk katagori film dokumenter, Film berjudul
”Menelusuri Jejak Anak Rimba” produksi PKPA Aceh terpilih sebagai juara I, Film
”Coretan Liar” produksi Scetca 52 Medan sebagai juara II, ”Merajut Mimpi di
Antara Kerikil” produksi SMA Gunung Sitoli - Nias terpilih sebagai juara III
dan ”Kami juga Punya Rasa” terpilih sebagai Film Favorit.
Untuk katagori Insan Perfilman dalam film Fiksi terbaik Nafis
pemeran utama dalam Film ”Andai Kutahu” terpilih sebagai Aktor Terbaik, dan
Dika Widya Ambarwulan, siswi kelas III SMAN 2 Medan terpilih sebagai Aktris
terbaik sebagai Widi, pemeran utama dalam film ”Jalan yang Kupilih” produksi
SMAN 2 Medan.
Sedangkan, untuk katagori sutradara terbaik Ema S dalam film
”Andai Kutahu” untuk film Fiksi dan M. Taufik, siswa SMA Amir Hamzah untuk film
dokumenter dalam film ”Global Never Warming” produksi Opique Pictures SMA Amir
hamzah - Medan.
Mulyadi P dari SANI Pictures terpilih sebagai Editor terbaik
untuk film fiksi dalam ”Andai Kutahu” dan Jenthro dan Natan editor terbaik
untuk film dokumenter dalam film ”Kami Juga Punya Rasa” Produksi Charis
National Academy.
Kameraman terbaik Rizkan Zania MN, terpilih sebagai Kameraman
terbaik untuk katagori film dokumenter dalam Film ”Merajut Mimpi di Antara
Kerikil” produksi SMA Gunung Sitoli Nias dan Fachri Anzar Hasibuan dalam Film
”Terima Kasih Papan Caturku” produksi Hasibuan Production/ SMP Dharma Patra
Pangkalansusu Langkat sebagai kameraman terbaik untuk film fiksi.
Pada malam penganugerahan yang dihadiri tidak kurang dari 500
pasang mata itu, kepada Film terbaik baik katagori fiksi dan dokumenter
masing-masing dianugerahi Tropy FFA 2008, Piagam Penghargaan dan tabungan
senilai masing-masing Rp.2 juta (Juara I), 1,5 juta (Juara II), 1 juta (Juara
III) dan 500 ribu (Juara Favorit). Sedangkan untuk katagori film Insan Film
masing-masing dianugerahi Trophy FFA 2008 dan Piagam Penghargaan. (Jufri Bulian
Ababil/Aisha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar